24 Juli 2010

Dunia anak dan Rumitnya mereka


Saya seorang mahasiswa Psikologi semester 3 (tapi belum resmi karena belum KRS & registrasi, hehe) Di Universitas Islam '45. Saya sangat tertarik dengan dunia anak-anak, karena menurut saya anak-anak merupakan makhluk yang sangat menggemaskan dan lucu sekali.

Dalam study saya juga mempelajari tentang perkembangan anak-anak dari masa Neonatal sampai dengan meninggal. di semester 2 kemarin yang sudah saya pelajari yaitu dari taham perkembangan Neonatal sampai masa dewasa. Saya baru ingin menulis tentang dunia anak dari pemahaman saya, bukan secara teori. Karena saya masih kurang membaca sehingga mudah sekali lupa,, hehe,, padahal masih muda tapi pelupa,, hehe,, gpp namanya juga manusia..

Bicara mengenai anak-anak, belum lama ini saya memiliki pengalaman yang begitu menyenangkan dengan anak-anak. Dari Organisasi Kampus yang saya ikuti yaitu Himapsi (Himpunan Mahasiswa Psikologi) mengadakan kerjasama dengan salah satu Majelis Ta'lim Di salah satu perumahan yang ada Di Tambun, mengadakan Pelatihan mengenai 'Sex Education' kepada anak usia SD, SMP, dan SMA. Karena saya masih semester 2, yang berkesempatan menjadi Trainer yaitu kakak-kakak dari semester 6. Dan yang semester 2 diberikan kesempatan untuk memegang alat test dan konsultasi psikologi. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini untuk belajar menggunakan alat test, dan ingin menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Dan kebetulan saya memegang alat test untuk usia 5-7 tahun. Jadi saya bekesempatan untuk terjun langsung dengan suasana berbeda, karena saya akan mengetest IQ mereka. Karena biasanya saya berhadapan dengan anak-anak pada saat mereka sedang bermain. Dan saya pun merasa tertantang untuk bersikap sabar pada mereka dan berusaha untuk  bisa masuk kedunia mereka.

Saat acara dimulai, jantung saya berdegum begitu kencang (nervous) hehe...
tapi saya berusaha ubtuk bersikap santai, agar tidak kaku didepan mereka. Hmmp,,, saat kakak-kakak trainer melakukan tugasnya, saya pun sudah stand by di sebuah tenda yang biasa kami sebut dengan sebutan "Tenda Curhat". Tidak lama pun para Ibu mulai mendekati kami dan meminta agar anaknya di test IQ'a. Dan tanpa ragu lagi saya mulai membimbingnya.

Anak yang pertama saya test bernama, Rezky. Ia baru berusia 4 tahun dan masih PAUD. Sebenarnya Rezky ini cukup cerdas namun hanya karena ia kurang fokus mendengarkan penjelasan saya jadi hasilnya kurang maksimal. Awalnya saya cukup kewalahan juga menghadapinya karena ia sangat cuek bahkan ia menjawab dengan asal, tapi itu juga disebabkan ibunya yang selalu memarahinya saat jawabannya salah. Akibatnya ia melakukannya seperti ingin tapi tak ingin. Meskipun hasilnya kurang maksimal, tapi ia sudah berusaha melakukan yang terbaik. Itu kami maklumi karena ia masih dibawah umur.

Dan ada anak perempuan bernama Zahra Nabila, ia juga masih berusia 4,8 bulan dan masih PAUD juga. Berbeda dengan Rezky, Zahra mengaku bahwa ia sangat ingin mengikuti test tersebut dan itu bukan kemauan dari Bundanya. Zahra sangat mendengarkan penjelasan saya, dan ia sangat konsentrasi walaupun sang bunda kerap mengganggu konsentrasinya. Sehingga menbuatnya bingung memilih jawaban yang benar (plin-plan). Meskipun begitu Ia tetap sangat cerdas karena di usianya masih sangat kecil tapi ia mampu menyelesaikan soal-soal dengan hasil yang sangat menakjubkan. Rangenya diatas rata-rata. Saya tidak begitu heran karena ia memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari suatu hal yang baru, dan sang bundanya pun begitu sabar membimbingnya dengan penuh kasih sayang.

Ada satu anak yang menbuat saya terkagum-kagum padanya, dia bernama Rafli usianya sudah 5 tahun dan ia sudah TK. Rafli sangat pendiam, dan seperti acuh terhadap lingkungan sekitar, karena ditempat kami test itu cukup ramai. Dan ia bisa sangat konsentrasi mendengarkan penjelasan saya, bahkan sebelum saya selesai menjelaskan pun ia sudah bisa menjawabnya.
Dan hasilnya pun di atas rata-rata. Jika ibunya terus membimbingnya dengan kesabaran, dan penuh kasih sayang saya yakin Rafli akan tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas dan kelak akan menjadi orang yang sukses. Karena sudah terliahat bahwa ia memang cerdas.

waw... satu hari saya berhadapan dengan anak-anak saya sudah berasa menjadi guru sehari,, hehehe....... :)
Ternyata menghadapi anak-anak itu tidak bisa disama ratakan, karena mereka itu berbeda karakter. Kita harus bisa fleksibel untuk menghadapi mereka. Dengan memahami mereka kita bisa masuk dalam dunianya dan membuatnya nyaman berada di dekat kita. Dengan kesabaran dan kasih sayang, itu akan membuatnya nyaman didekat kita.... ^^

Semoga bermanfaat & bisa untuk pembelajaran untuk kita semua, khususnya pencinta anak-anak...... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

menurutmu gimana????