02 Agustus 2010

Fobia, Gangguan Kecemasan




Pengertian fobia menurut para psikopatolog adalah sebagai penolakan yang menggangu, diperantarai rasa takut yang tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu da diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar. Dengan kata lain, fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
Berdasarkan DSM-IV-TR gejala dari fobia adalah (1) Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi; (2) Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; (3) Orang tersebut menyadari ketakutannya tidak realistis; (4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens.
Beberapa istilah yang paling dikenal adalah claustrophobia, yaitu ketakutan pada ruang tertutup. Agoraphobia, adalah ketakutan pada tempat umum. Acrophobia, adalah ketakutan pada ketinggian. Animal phobia, adalah ketakutan pada jenis binatang tertentu. Blood phobia, adalah ketakutan pada darah.
Banyak penderita tertentu yang tidak membuat mereka cukup terdesak untuk mencari bantuan penanganan. Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat besar pada ular, ia tinggal di daerah metropolitan, kecil kemungkinan ia mengalami kontak langsung dengan objek yang ditakuti sehingga tidak percaya ada yang salah dengan dirinya. Pada kebanyakan kasus, fobia banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Fobia sendiri dibagi menjadi dua macam kategori yaitu fobia spesifik dan fobia sosial.
Fobia Spesifik
Fobia spesifik adalah ketakutan yang beralasan yang disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik. Lebih ringkasnya fobia ini disebabkan oleh obyek atau situasi spesifik. DSM-IV-TR membagi fobia berdasarkan sumber ketakutannya: darah, cedera, dan penyuntikan, situasi (seperti pesawat terbang, lift, ruang tertutup), binatang, dan lingkungan alami (seperti ketinggian, air)
Fobia Sosial
Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. individu yang mengalami fobia sosial biasanya menghindari situasi yang membuat dia merasa dievaluasi, mengalami kecemasan, atau melakukan perilaku yang tidak seharusnya.
Ketakutan yang ditunjukkan dengan keringat berlebihan atau memerahnya wajah merupakan dampak yang tampak. Berbicara atau melakukan sesuatu di depan publik, makan di tempat umum, menggunakan toilet umum, atau hampir semua aktifitas lain yang dilakukan di tempat yang terdapat orang lain dapat menimbulkan kecemasan ekstrim pada penderita fobia sosial.
Orang yang menderita fobia sosial banyak yang memiliki profesi atau pekerjaan yang jauh di bawah kemampuan atau kecerdasan mereka karena sensifitas sosial yang ektrim mereka alami. Lebih baik mengerjakan pekerjaan yang bergaji rendah dari pada setiap hari berhadapan dengan orang lain dalam pekerjaan yang lebih tinggi.
Penanganan Penderita Fobia
Dalam penanganan penderita fobia, penderita tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri sehingga haruslah dibantu oleh terapis yang kompeten dibidangnya. Banyak sekali terapi yang dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa pendekatan terapi yang bisa dilakukan. Pendekatan Psikoanalisa yaitu dengan dua cara (1) pengungkapan kecemasan yang direpresi; (2) Penyelesaian konflik masa kanak-kanak. Pendekatan Behavioral yaitu (1) Systematic desensitization, yaitu individu yang menderita fobia membayangkan serangkaian situasi yang semakin menakutkan sementara ia berada dalam kondisi rileks; (2) Flooding, yaitu teknik terapeutik dimana klien dipaparkan dengan sumber fobia dalam intensitas penuh; (3) Modelling, yaitu teknik lain yang menggunakan pemaparan terhadap berbagai situasi yang ditakuti. Pendekatan Kognitif yaitu Eliminasi irational belief, dengan cara menghapuskan pemikiran yang irasional. Pendekatan Biologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan seperti sedative, transquilizer, dan anxyolitic.
Daftar Pustaka
Davison, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 

Retardasi mental dan klasifikasinya


 

Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai: (1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam DSM IV TR adalah sebagai berikut:
(1) Fungsi intelektual secara signifikan berada di bawah rata-rata, IQ kurang dari 70; (2) Kurangnya fungsi sosial adaptif dalam minimal dua bidang berikut: Komunikasi, mengurus diri sendiri, kehidupan keluarga, keterampilan interpersonal, penggunaan sumber daya komunitas, kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, keterampilan akademik fungsional, rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan keamanan; (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun.
Komponen pertama dalam definisi DSM memerlukan penilaian intelegensi. Penentuan IQ harus didasarkan pada berbagai tes yang diberikan kepada seseorang oleh seorang profesional yang kompeten dan terlatih dengan baik.
Komponen berikutnya adalah fungsi adaptif, yaitu merujuk pada penguasaan keterampilan masa kanak-kanak seperti menggunakan toilet, berpakaian, memahami konsep waktu dan uang, mampu menggunakan peralatan, berbelanja, melakukan perjalanan dengan transportasi umum dan mengembangkan responsivitas sosial. Seorang remaja, contohnya, diharapkan mampu menerapkan keterampilan akademik, penalaran dan penilaian dalam kehidupan sehari-hari dan berpartisipasi dalam berbagai aktifitas kelompok. Seorang dewasa diharapkan dapat menyokong diri sendiri dan memegang tanggung jawab sosial.
Komponen terakhir dalam definisi retardasi mental adalah gangguan ini terjadi sebelum usia 18 tahun, untuk mencegah mengklasifikasikan kelemahan intelegensi dan perilaku adaptif yang disebabkan oleh cedera atau sakit yang terjadi di kemudian hari sehingga mengakibatkan retardasi mental. Anak-anak yang mengalami hendaya berat sering kali didiagnosis pada masa bayi. Meskipun begitu, sebagian besar anak yang mengalami retardasi mental tidak diidentifikasikan demikian sampai mereka mulai sekolah.
Anak-anak tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda fisiologis, neurologis, atau fisik yang jelas dan masalah tersebut muncul kepermukaan hanya setelah mereka menunjukkan ketidakmampuan untuk mengalami kehidupan yang sama seperti anak-anak seusia mereka di sekolah.
Klasifikasi Retardasi Mental
Kriteria penggolongan retardasi mental tidak bisa hanya menggunakan patokan intelegensi, karena beberapa orang yang masuk dalam kelompok retardasi mental ringan tidak memiliki gangguan pada fungsi adaptif sehingga tidak bisa digolongkan dalam gangguan retardasi mental. Penggolongan berdasarkan intelegensi dapat digunakan jika penderita mengalami gangguan pada fungsi adaptif. Berikut ini merupakan ringkasan karakteristik orang-orang yang masuk dalam masing-masing level retardasi mental.
Retardasi mental ringan
Antara IQ 50-55 hingga 70. Mereka tidak selalu dapat dibedakan dengan anak-anak normal sebelum mulai bersekolah. Di usia remaja akhir biasanya mereka dapat mempelajari keterampilan akademik yang kurang lebih sama dengan level 6. Mereka dapat bekerja ketika dewasa, pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan yang rumit dan mereka bisa mempunyai anak.
Retardasi mental sedang
Antara IQ 35-40 hingga 50-55. Orang yang mengalami retardasi mental sedang dapat memiliki kelemahan fisik dan disfungsi neurologis yang menghambat keterampilan motorik yang normal, seperti memegang dan mewarnai dalam garis, dan keterampilan motorik kasar, seperti berlari dan memanjat. Mereka mampu, dengan banyak bimbingan dan latihan, berpergian sendiri di daerah lokal yang tidak asing bagi mereka. Banyak yang tinggal di institusi penampungan, namun sebagian besar hidup bergantung bersama keluarga atau rumah-rumah bersama yang disupervisi.
Retardasi mental berat
Antara IQ 20-25 hingga 35-40. Umumnya mereka memiliki abnormalitas fisik sejak lahir dan keterbatasan dalam pengendalian sensori motor. Sebagian besar tinggal di institusi penampungan dan membutuhkan bantuan super visi terus menerus. Orang dewasa yang mengalami retardasi mental berat dapat berperilaku ramah, namun biasanya hanya dapat berkomunikasi secara singkat di level yang sangat konkret. Mereka hanya dapat melakukan sedikit aktifitas secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena kerusakan otak mereka yang parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka hanya memberikan sedikit stimulasi. Mereka mampu melakukan pekerjaan yang sangat sederhana dengan supervisi terus-menerus.
Retardasi mental sangat berat
IQ di bawah 25. Mereka yang masuk dalam kelompok ini membutuhkan supervisi total dan sering kali harus diasuh sepanjang hidup mereka. Sebagian besar mengalami abnormalitas fisik yang berat serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun. Tingkat kematian di masa anak-anak pada orang yang mengalami retardasi mental sangat berat sangat tinggi.
Daftar Pustaka
Davison, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 

Teori Perkembangan Kohlberg

Lawrence Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Kohlberg sampai pada pandangannya setelah 20 tahun melakukan wawancara yang unik dengan anak-anak.
Dalam wawancara, anak-anak diberikan serangkaian cerita dimana tokoh-tokohnya menghadapi dilema-dilema moral. Bagaimana anak-anak dalam penyikapi setiap cerita yang dilakukan oleh masing-masing tokoh dalam cerita yang disampaikan oleh kohlberg. Berikut ini adalah salah satu cerita dilema Kohlberg yang paling populer:
Di Eropa seorang perempuan hampir meninggal akibat sejenis kanker khusus. Ada suatu obat yang menurut dokter dapat menyelamatkannya. Obat tersebut adalah sejenis radium yang baru-baru ini ditemukan oleh seorang apoteker di kota yang sama. Biaya membuat obat ini sangat mahal, tetapi sang apoteker menetapkan harganya sepuluh kali lipat lebih mahal dari pembuatan obat tersebut. Untuk pembuatan satu dosis kecil obat ia membayar 200 dolar dan menjualnya 2000 dolar. Suami pasien perempuan, Heinz, pergi ke setiap orang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi ia hanya bisa mengumpulkan 1000 dolar atau hanya setengah dari harga obat tersebut. Ia memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon agar apoteker bersedia menjual obatnya lebih murah atau memperbolehkannya membayar setengahnya kemudian. Tetapi sang apoteker berkata, “Tidak, aku menemukan obat, dan aku harus mendapatkan uang dari obat itu.” Heinz menjadi nekat dan membongkar toko obat itu untuk mencuri obat bagi istrinya.
Cerita ini adalah salah satu dari sebelas cerita yang dikembangkan oleh Kohlberg untuk menginvestigasi hakekat pemikiran moral. Setelah membaca cerita, anak-anak menjadi responden menjawab serangkaian pertanyaan tentang dilema moral. Haruskah Heinz mencuri obat? Apakah mencuri obat tersebut benar atau salah? Mengapa? Apakah tugas suami untuk mencuri obat bagi istrinya kalau ia tidak mendapatkannya dengan cara lain? Apakah apoteker memiliki hak  untuk mengenakan harga semahal itu walaupun tidak ada suatu aturan hukum yang membatasi harga? Mengapa atau mengapa tidak?
Berdasarkan penalaran di atas kohlberg kemudian merumuskan tiga tingkat perkembangan moral, yang masing-masing tahap ditandai oleh dua tahap. Konsep kunci dari teori Kohlberg, ialah internalisasi, yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Tingkat Satu: Penalaran Prakonvensional
Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
Tahap 1 : Orientasi hukuman dan ketaatan ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini perkembangan moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat.
Tahap 2: Individualisme dan tujuan adalah tahap kedua dari teori ini. Pada tahap ini penalaran moral didasarkan pada imbalan dan kepentingan diri sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.
Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang mentaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.
Tahap 3: Norma-norma interpersonal, pada tahap ini seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan pada orang lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak anak sering mengadopsi standar-standar moral orangtuanya pada tahap ini, sambil mengharapkan dihargai oelh orangtuanya sebagai seorang perempuan yang baik atau laki-laki yang baik.
Tahap 4: Moralitas sistem sosial. Pada tahap ini, pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.
Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Tahap 5: Hak-hak masyarakat versus hak-hak individual, pada tahap ini seseorang mengalami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain. Seseorang menyadari hukum penting bagi masyarakat, tetapi nilai-nilai seperti kebebasan lebih penting dari pada hukum.
Tahap 6: Prinsip-prinsip etis universal, pada tahap ini seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Bila menghadapi konflik secara hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi.
Daftar Pustaka
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

24 Juli 2010

Dunia anak dan Rumitnya mereka


Saya seorang mahasiswa Psikologi semester 3 (tapi belum resmi karena belum KRS & registrasi, hehe) Di Universitas Islam '45. Saya sangat tertarik dengan dunia anak-anak, karena menurut saya anak-anak merupakan makhluk yang sangat menggemaskan dan lucu sekali.

Dalam study saya juga mempelajari tentang perkembangan anak-anak dari masa Neonatal sampai dengan meninggal. di semester 2 kemarin yang sudah saya pelajari yaitu dari taham perkembangan Neonatal sampai masa dewasa. Saya baru ingin menulis tentang dunia anak dari pemahaman saya, bukan secara teori. Karena saya masih kurang membaca sehingga mudah sekali lupa,, hehe,, padahal masih muda tapi pelupa,, hehe,, gpp namanya juga manusia..

Bicara mengenai anak-anak, belum lama ini saya memiliki pengalaman yang begitu menyenangkan dengan anak-anak. Dari Organisasi Kampus yang saya ikuti yaitu Himapsi (Himpunan Mahasiswa Psikologi) mengadakan kerjasama dengan salah satu Majelis Ta'lim Di salah satu perumahan yang ada Di Tambun, mengadakan Pelatihan mengenai 'Sex Education' kepada anak usia SD, SMP, dan SMA. Karena saya masih semester 2, yang berkesempatan menjadi Trainer yaitu kakak-kakak dari semester 6. Dan yang semester 2 diberikan kesempatan untuk memegang alat test dan konsultasi psikologi. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini untuk belajar menggunakan alat test, dan ingin menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Dan kebetulan saya memegang alat test untuk usia 5-7 tahun. Jadi saya bekesempatan untuk terjun langsung dengan suasana berbeda, karena saya akan mengetest IQ mereka. Karena biasanya saya berhadapan dengan anak-anak pada saat mereka sedang bermain. Dan saya pun merasa tertantang untuk bersikap sabar pada mereka dan berusaha untuk  bisa masuk kedunia mereka.

Saat acara dimulai, jantung saya berdegum begitu kencang (nervous) hehe...
tapi saya berusaha ubtuk bersikap santai, agar tidak kaku didepan mereka. Hmmp,,, saat kakak-kakak trainer melakukan tugasnya, saya pun sudah stand by di sebuah tenda yang biasa kami sebut dengan sebutan "Tenda Curhat". Tidak lama pun para Ibu mulai mendekati kami dan meminta agar anaknya di test IQ'a. Dan tanpa ragu lagi saya mulai membimbingnya.

Anak yang pertama saya test bernama, Rezky. Ia baru berusia 4 tahun dan masih PAUD. Sebenarnya Rezky ini cukup cerdas namun hanya karena ia kurang fokus mendengarkan penjelasan saya jadi hasilnya kurang maksimal. Awalnya saya cukup kewalahan juga menghadapinya karena ia sangat cuek bahkan ia menjawab dengan asal, tapi itu juga disebabkan ibunya yang selalu memarahinya saat jawabannya salah. Akibatnya ia melakukannya seperti ingin tapi tak ingin. Meskipun hasilnya kurang maksimal, tapi ia sudah berusaha melakukan yang terbaik. Itu kami maklumi karena ia masih dibawah umur.

Dan ada anak perempuan bernama Zahra Nabila, ia juga masih berusia 4,8 bulan dan masih PAUD juga. Berbeda dengan Rezky, Zahra mengaku bahwa ia sangat ingin mengikuti test tersebut dan itu bukan kemauan dari Bundanya. Zahra sangat mendengarkan penjelasan saya, dan ia sangat konsentrasi walaupun sang bunda kerap mengganggu konsentrasinya. Sehingga menbuatnya bingung memilih jawaban yang benar (plin-plan). Meskipun begitu Ia tetap sangat cerdas karena di usianya masih sangat kecil tapi ia mampu menyelesaikan soal-soal dengan hasil yang sangat menakjubkan. Rangenya diatas rata-rata. Saya tidak begitu heran karena ia memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari suatu hal yang baru, dan sang bundanya pun begitu sabar membimbingnya dengan penuh kasih sayang.

Ada satu anak yang menbuat saya terkagum-kagum padanya, dia bernama Rafli usianya sudah 5 tahun dan ia sudah TK. Rafli sangat pendiam, dan seperti acuh terhadap lingkungan sekitar, karena ditempat kami test itu cukup ramai. Dan ia bisa sangat konsentrasi mendengarkan penjelasan saya, bahkan sebelum saya selesai menjelaskan pun ia sudah bisa menjawabnya.
Dan hasilnya pun di atas rata-rata. Jika ibunya terus membimbingnya dengan kesabaran, dan penuh kasih sayang saya yakin Rafli akan tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas dan kelak akan menjadi orang yang sukses. Karena sudah terliahat bahwa ia memang cerdas.

waw... satu hari saya berhadapan dengan anak-anak saya sudah berasa menjadi guru sehari,, hehehe....... :)
Ternyata menghadapi anak-anak itu tidak bisa disama ratakan, karena mereka itu berbeda karakter. Kita harus bisa fleksibel untuk menghadapi mereka. Dengan memahami mereka kita bisa masuk dalam dunianya dan membuatnya nyaman berada di dekat kita. Dengan kesabaran dan kasih sayang, itu akan membuatnya nyaman didekat kita.... ^^

Semoga bermanfaat & bisa untuk pembelajaran untuk kita semua, khususnya pencinta anak-anak...... ^_^

20 Juli 2010

Liburannn Berbeda... ^^

hmmp,,,,,
baru selesai uas ni, asik liburaaannn... ^^
tapi setiap liburan gak bisa bebas seperti liburan yang lain. :(
karena saya punya tanggung jawab untuk mengurus rumah, membantu pekerjaan ibu. karena ibu saya adalah seorang wanita karier (kata'a cii getto) hehe....
ibu saya bekerja di Pemda Bekasi, sebagai bendahara di Dinas Sosial.
Jadi sewaktu liburan saya tidak bisa sebebas teman-teman saya.
karena saya harus menbantu pekerjaan rumah seperti mencuci baju, mencuci piring, memasak, ngepel, nyapu, berbenah rumah, memberi makan ikan koi kesayangan ayah, dan mengurus adik saya yang bernama Alvi. Selain itu juga saya harus mengantar jemput Alvi ke sekolah, karena rumah kami dengan sekolah jaraknya lumayan jauh, dan berbahaya untuk anak seusia alvi. Karena saat ini ia baru kelas 4.

Saya sangat menikmati saat-saat seperti ini, karena saya bisa belajar (Or kata gaul'a cii magang jadi ibu RT gituu,, hehe) menjadi ibu rumahtangga,, sungguh sangat ,menarik sekali...
karena saya bisa menilai bahwa menjadi ibu rumah tangga pun tidak semudah yang saya bayangkan. Karena semua tugasnya sangat memakan energi yang banyak, apa lagi dari kecil saya tidak terbiasa melakukannya, ini juga menjadi suatu tantangan bagi saya, dimana saya saya harus melawan rasa malas saya yang sangat luar biasa... hahahahaha :D

Pekerjaan yang sangat saya sukai adalah memasak, karena dari kecil saya sangat suka bermain masak-masakan,,, hehehe .Terutama membuat kue atau pudding.. hmmp.. yummy,,, ^_^

Sebelum saya melakukan pekerjaan rumah pokok, pagi-pagi saya harus mengantar ibu berangkat kerja, karena ayah selalu pulang malam jadi tidak bisa mengantar ibu,,
"abis bangunnya siang"...

Setiap hari saya merasakan capek yang luar biasa, tapi saya senang melakukannya...
karena suatu saat saya akan menjadi Ibu Rumah Tangga sungguhan... ^^
ya sebagai calon ibu rumah tangga yang baik saya tentu tidak boleh menyerah untuk melakukan tanggungjawab saya ini....

ayo ii semangattt !!!!

15 Juli 2010

Psikologi Cinta

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep… cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini dipilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg. Yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.


Menurut
Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg terkenal dengan teorinya tentang “Segitiga Cinta” (bukan cinta segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen : (1). Keintiman (Intimacy), (2). Gairah (Passion) dan (3). Komitmen.
Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust), dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu. Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

Menurut
Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) harus disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn
cinta seseorang sangat ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah bertengkar melulu..). Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor, dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.

Memang
teori Sternberg tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan semua orang misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap anak-anaknya?
Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta,
teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.



02 Mei 2010

UTS lagi UTS lagi,,,,

hmmp..... gak kerasa udah UTS lagi, padahal kaya baru masuk semester 2 deh, tugas ajj belum selesai semua,,, hehe (dasar anak maless)..... hohohoh : O
baru kemaren presentasi psikologi perkembangan, makalah agama ajj belum selesai padahan udah deadline,,, hehe tapi ,asih nyantai ajj..... hahahahahahaha.......
terus resume filsafat manusia,, makalah faal,, tugas email komputer juga belum dikerjain,,,, 
hadow hadow,,, gimana IP'a mau tinggi orang males ngerjain tugas cii,,, hahaha !!!!!!!!!!!!!!!!

huftt,,,,, dari sekarang kerjain lagi tugas yang belum dikerjain tuh!!! jangan males"an mulu,,, kan target Ip'a lumayan tinggi tuh, biar targetnya tercapai males'a di minimalisir dumz,,, kata'a mau buktiin ke yang lain klo ii bisa,,, OK OK !!!!!!

Fikirannya difokusin dulu ke UTS, tugas, trus sama persiapan seminar besok yap!!!!!!
siapin fisik juga jangan sampe sakit yap!!!!!!

Alhamdulillah tadi i bisa ngerjain soal UTs'a,,, hehe mudah"an hasilnya nanti gak ngecewain dehh!!! : )

24 April 2010

FoR mY SeLf (IntRosPeKsi,, DiRi,,) : )


Segala sesuatau yang aku jalanin ( sadar atau gak sadar ), dan keputusan yang i ambil, semua itu ada resikonya. Dan aku mengerti itu. Kalo aku siap ngejalanin keputusan yang udah aku ambil, aku juga harus siap dengan segala konsekuensinyadari keputusanku itu,,,,,
yap,,,   yap,,,   yap,,,, !!!!!!!! : )
Jangan sampai dikemudian hari aku nyesel dikemudian hari karena salah ngambil keputusan!!! ^_^

Makanya kalo ngambil keputusan itu harus bener-bener dipikirin mateng-mateng, giamana baiknya dan gimana resiko yang ditimbulkan. Jangan asal mutusin ajj ntar malah nyesel akhirnya. Jangan sampe deh kaya  gittu,, karena waktu gak akan bisa diputar. Lakukan yang terbaik yang bisa kamu lakuin untukmu & hidupmu........ ^_^

Dan jangan terlalu down or putus asa setelah salah ngambil keputusan, terus kebentur masalah besar yang menyakiti hatimu,,, karena itu bisa menghambatmu untuk lebih baik,,
yang harus kamu lakukan kalo hal itu terjadi yaitu,, berfikir dimana letak kesalahanmu, jadikan sebagai pelajaran (ambil hikmahnya), dan mencari cara untuk memperbaiki kesalahan itu,,,
jangan cuma bisa nyesel ajj nggak bisa ngerubah!!!!!!!!!!!!!!!! ; )

21 April 2010

Hwew,,, Ternyata tak semudah yang ku bayangkan??????????????

Dengan begitu percaya diri aku bilang dengan lantangnya bahwa aku bisa & aku mampu lakukan itu. meski hanya dalam hati,,,,, (hehehe,,,, ^^)
Dan terus yakini hati bahwa ku bisa!!! ya,,, aku pasti bisa!!!!!!!

ku jalani semua dengan penuh optimis dengan apa yang telah aku yakini,, dan aku pun bisa bersikap fleksibel mengikuti perubahan yang terjadi. Dan tak luput dari masalah-masalah yang datang mendera silih berganti,,,, (hehe,,, lebayyy) walaupun ku coba tuk bersikap cuek dan menganggap semua itu sebagai angin lalu,,,,,,,
semula memang terasa mudah bagiku, sampai ku terbiasa melakukannya......... tapi,,, tiba-tiba,,, seperti tersambar petir,,, itu sangat membuatku terkejut, sebuah kejadian yang amat sangat menyakitkan bagiku,,, tapi ku coba tegar tuk menghadapinya,,,,

ku coba terus tersenyum, walau rasanya hatiku menangis meratapi keadaan yang sedang terjadi dalam hidupku....
oh,,, Tuhan, mengapa ini yang terjadi dalam hidupku?????????????????
mengapa semakin ku coba tegar hatiku semakin hancur????
Tuhan berikanlah aku kekuatan tuk hadapi semua yang terjadi padaku, berikanlah aku kesabaran agar aku tetap bisa bertahan dalam cobaan seberat apapun.... dan jadikanlah aku manusia yang lebih baik lagi Tuhan,,,,, (aminnn,,,,)

tak hentinya aku meminta dan memohon kepada_MU Tuhan segala yang terbaik untukku dan hidupku. karna ku yakin dibalik itu semua Engkau menyimpan sejuta rencana dan kebahagiaan untukku kelak,,,,,,,,

ya,,, ya,,, ya,,,, kurasa ku sudah lakukan yang terbaik yang bisa kulakukan.... lalu apa lagi yang harus ku lakukan???? diam ku tak bisa,,, fikiranku tak karuan,,, karena ini lebih rumit dari 'cinta'. Menyimpan sejuta mimpi & terus mengkhayal juga telah kulakukan,, berharap spiritku kembali membara,,, namun apa daya tangan tak sampai, tapi ku harus terus berusaha tuk mewujudkannya dan buktikan pada dunia bahwa ku "BISA"!!!!!!!!

Hanya saja kadang fikiran di otakku tak sejalan dengan tujuanku yang kerap membuatku bingung,,,,,,
hufttttt,,,, lelah ku mengeluh........ u_u

tapi ku takkan lelah tuk terus berusaha lakukan yang terbaik untukku,,, walaupun itu tak semudah yang ku bayangkan......... !!!!!!!


hmmp,,,,,, akhirnya,,,,, ^_^

15 April 2010

Persahabatan

Perahabatan adalah bagaimana kita memahami dan saling melengkapi segala perbedaan yang ada. Terkadang persahabatan bagaikan rumus matematika atau fisika yang sangat rumit,jika tidak adanya 'saling' memahami dalam persahabatan. Jadi hubungan saling itu sangat penting dalam persahabatan karena dengan adanya 'saling' akan membuat hubungan menjadi lebih baik, tidak akan terjadi konflik. Dalam persahabatan kita akan berhadapan dengan orang-orang yang berbeda, sifat dn watak yang berbeda pula. jika ada salah seorang dari teman memiliki sifat yang keras kepala (batu) kita harus bisa sabar menghadapinya, harus bisa memahaminya, biar gak ada konflik, dan persahabatan tetep adem ayem ajj tuhh!!hehehe,,, sotoy dikit....
Memang tak bisa pipungkiri, terkadang dalampersahabatan pun memiliki asas-asas yang di anut,, dan yang paling sering saya jumpai yaitu "asas Mutualisme" yaitu asas yang saling membutuhkan.... (klo gak salah, hehe)

Masing-masing sahabat kita memiliki tugas yang sama, yaitu menjaga persahabatan yang dijalin agar tetap baik, menjaga silahturahmi antar sahabat, ada saat sahabat kita butuhkan,,,
khususnya buat para cewek,,, klo lagi 'badmood' tuh pasti sangat mengharapkan sahabatnya ada untuk mencurahkan isi hatinya.......

udah dulu ahh,, mentok neh!!! hehe ^_~
semoga bermanfaat ajj buat yang baca,,,,